Wamenaker Bakal Panggil Grab Soal Layanan Hemat, Noel: “Peka Dong”

Pengemudi Ojol Grab sedang Menjemput Penumpang di Jakarta
Dok: Afif Ramdhasuma/Unsplash -- Pengemudi Ojol Grab sedang Menjemput Penumpang di Jakarta

Desakan Pencabutan Layanan

Noel meminta Grab segera mencabut layanan yang dinilai bermasalah itu. Ia menyarankan agar manajemen tidak berlama-lama bersembunyi di balik argumentasi teknis, terutama ketika protes muncul secara masif dari lapangan.

“Kalau ada resistensi, ya cabut. Jangan terlalu lama. Jangan ngeles. Kami tidak mau kegaduhan terus-menerus,” tegasnya.

Read More

Ia menegaskan bahwa kemitraan antara aplikator dan driver seharusnya bersifat adil dan saling menguntungkan. Ia menolak skema yang justru menekan mitra demi promo yang tidak berpihak.

“Jangan atas nama promo tapi malah menyusahkan driver. Itu bukan kemitraan, itu manipulasi,” sindirnya.

Aksi Protes Massal Driver

Gelombang kritik terhadap GrabBike Hemat bukan tanpa alasan. Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI), Lily Pujiati, menyebut layanan tersebut diskriminatif. Skema ini memprioritaskan pengemudi yang mendaftar, membuat pengemudi lain kehilangan potensi orderan.

“Pengemudi yang tidak ikut program jadi anyep. Ini yang diprotes para ojol di berbagai kota — dari Surabaya, Palembang, hingga Kupang,” ungkap Lily pada Sabtu (19/4/2025).

Menurut data yang dihimpun SPAI, sistem GrabBike Hemat menyertakan potongan biaya langganan yang membebani driver — mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 20.000 per hari, tergantung jumlah orderan yang dijalankan. Ini belum termasuk potongan platform per order serta beban operasional seperti bensin, cicilan, hingga atribut kerja.

“Mereka sudah dipotong per order, ditambah potongan lagi dari program ini. Berat banget. Belum biaya parkir, pulsa, sparepart,” jelas Lily.

Grab merespon..

Related posts